Friday, April 4, 2014

Amazing Love

Ketika kita berbicara tentang cinta, maka kita tidak akan pernah kehabisan topik atau cerita. Dari kisah “Hawa dibawa kepada Adam”, kisah tragedi “Romeo and Juliet” karya William Shakespeare yang menjadi inspirasi kisah romantis yang berakhir menyedihkan, kisah cinta gaya berandal “Radit dan Jani”, hingga kisah “Habibie dan Ainun” yang bergaya aristokrat, semuanya hanya mewakili sebagian kecil kisah yang ada di dunia ini.

Kalau membahas tentang cinta, mungkin sudah dibahas secara simpel dan mendalam di serial blog danuretakson.blogspot.com (black campaigne nih...hahay!). Karenanya saya tidak membahas hal tersebut. Sebagai gantinya, saya akan membahas sebuah kisah besar di balik film berjudul Amazing Love yang diluncurkan pada tahun 2012 yang lalu.

Menurut saya, ini adalah sebuah film yang sangat....BIASA! dan pembuatannya begitu....STANDAR! (ini bukan pujian a la The Comment, tapi memang kenyataannya seperti itu!) Sebenarnya saya juga tidak terlalu merekomendasikan film ini untuk anda. Lantas kenapa saya membahas film tersebut? Saya tidak membahasnya kecuali sesuatu yang saya sebut dengan “kisah besar”.

Saya lebih suka menyebut Amazing Love ini sebuah drama televisi daripada sebuah film (ini salah satu akibat terlalu TVRI!). Film..eh..drama ini berkisah tentang 7 orang yang menghabiskan waktu selama 2 malam dengan berkemah. Kisah singkatnya, beberapa dari mereka berangkat dengan masalah dan saling ketidakcocokan. Ketika mereka berkumpul di depan api unggun, salah satu dari mereka (Stuart) bercerita tentang satu kisah di masa lalu. Karena kisah tersebut, kondisi berubah menjadi lebih hangat. Mereka berbaikan dan menemukan solusi lalu mereka pulang. Selesai.

Lho..mek’ ngono thok?? Ya memang begitu ceritanya.

Oke...oke...sebenarnya bukan kisah dalam film ini yang akan saya bahas, melainkan cerita dari Hosea dan Gomer. Kisah aslinya tidak terlalu dijelaskan secara terperinci, namun saya akan mencoba melihatnya dari sebuah tulisan dari Nugraha Suparna Ministry (karnakasihnya.wordpress.com) yang menulis demikian (dengan beberapa perubahan dari saya):

Hosea hidup sekitar 750 tahun sebelum kelahiran Yesus, Dia dikenal sekarang sebagai minor prophet (“Nabi Kecil” alias nabi yang karya tulisannya pendek-pendek). Dia memiliki pekerjaan sebagai nabi yang bernubuat untuk bangsa Israel (khususnya kerajaan Israel Utara). Hosea memiliki kebiasaan melakukan tugasnya di tempat keramaian, yaitu di pasar sentral di mana segala macam dagangan dijajakan di sana. Ada pedagang sayur-mayur, bersebelahan dengan pedagang ikan tangkapan yang segar, juga penjual pecel dan bubur madura (mungkiiin...). Para penjual roti dan daging juga di sana. Tetapi di ujung pasar itu ada yang namanya meat market, atau pasar daging, tetapi bukan daging domba atau ayam, tetapi sebenarnya adalah pelacur yang secara terang-terangan menjajakan diri untuk para lelaki hidung belang. Dalam perjalanan ke pasar, Hosea sering melalui tempat ini. Pada suatu hari matanya tertuju pada Gomer, salah satu dari wanita-wanita itu. Hampir setiap kali Hosea melewati area tersebut, ia lalu memperhatikan wanita yang satu ini.

Timbul di hati Hosea, bukan sekedar untuk menikahi Gomer saja, tetapi ada keinginan di hatinya untuk mengentaskan Gomer dari dunia hitam, dan menjadikan dia sebagai wanita baik-baik. Ketika pada suatu hari Tuhan berkata agar dia menikahi wanita tersebut, Hosea tanpa membantah dia berkata, “Ya, Tuhan”. Kemudian Hosea mengajak wanita itu keluar dari lingkungannya dan menikahinya. Pikirnya, Gomer akan dijadikannya menjadi seorang istri dan ibu rumah tangga yang baik baik.

Beberapa saat kemudian, Gomer mengandung anak Hosea dan melahirkan seorang anak laki-laki yang dinamakan Yisreel. Hosea bersuka cita. Hosea sangat mengasihi Gomer dan Yisreel dengan sepenuh hati. Namun pekerjaan Hosea, sebagai hamba Tuhan mengharuskan dia untuk bepergian untuk waktu yang cukup lama. Tidak berapa lama setelah Yisreel disapih, Gomer mulai menunjukkan tanda-tanda bahwa dia mengandung lagi. Hosea mulai berpikir dan mempertanyakan di dalam hatinya mengenai kehamilan istri tercintanya. Tetapi karena kasih, Hosea tidak pernah mempertanyakan, dan akhirnya lahir seorang putri yang oleh Tuhan diberi nama Lo-Ruhama yang berarti aku tidak mengasihi. Hosea menerima puteri yang dia ragukan ini sebagai anak kandungnya, dan diberi kasihnya sama dengan Yisreel. Selang beberapa lama setelah Lo Ruhama lahir, Gomer mengandung lagi dan melahirkan seorang putra. Kali ini Hosea yakin bahwa putra ketiganya bukanlah keturunannya. Ada rumor beredar, bahwa ketika Hosea bepergian untuk pelayanan, rumahnya sering kedatangan pria-pria yang berbeda-beda. Yisreel juga bercerita bahwa ada seorang pria yang sangat sering menginap di rumah mereka. Putera ketiga dinamakan oleh Tuhan Lo-Ami, yang artinya bukan milikku.

Kemarahan Hosea meluap ketika pada suatu hari Hosea pulang dari perjalanan yang cukup melelahkan, mendapati Yisreel sedang mengasuh kedua adiknya. Ibu mereka sudah tidak dapat ditemui di rumahnya. Ada sebuah surat yang ditemukan Hosea, yang berkata selamat tinggal.
"Sebab ibu mereka telah menjadi sundal; dia yang mengandung mereka telah berlaku tidak senonoh. Sebab dia berkata: Aku mau mengikuti para kekasihku, yang memberi roti dan air minumku, bulu domba dan kain lenanku, minyak dan minumanku. Sebab itu, sesungguhnya, Aku akan menyekat jalannya dengan duri-duri, dan mendirikan pagar tembok mengurung dia, sehingga dia tidak dapat menemui jalannya. Dia akan mengejar para kekasihnya, tetapi tidak akan mencapai mereka; dia akan mencari mereka, tetapi tidak bertemu dengan mereka. Maka dia akan berkata: Aku akan pulang kembali kepada suamiku yang pertama, sebab waktu itu aku lebih berbahagia dari pada sekarang. Tetapi dia tidak insaf bahwa Akulah yang memberi kepadanya gandum, anggur dan minyak, dan yang memperbanyak bagi dia perak dan emas yang dibuat mereka menjadi patung Baal."

Nabi muda itu mendengar bahwa Gomer telah pergi bersama seorang pria kaya. Hatinya hancur. Dia tetap mengasihi istrinya yang tidak setia itu. Di dalam kemarahannya dia berencana untuk melakukan balas dendam pada dia. Sumpah serapah nyaris keluar dari mulutnya. Namun itu tidak pernah dilaksanakan, karena kasihnya jauh lebih besar dari kekecewaannya. Melalui kabar burung, Hosea mendengar bahwa Gomer diusir lelaki kaya itu, dan dengan segera jatuh ke pelukan lelaki lain. Dan kejadian itu berulang sampai akhirnya lelaki yang bersama dia adalah seorang yang tidak mampu memenuhi kebutuhan Gomer. Dia tidak mampu menyediakan makanan, pakaian dan kebutuhan sehari hari. Hosea, dengan diam-diam menemui lelaki tersebut, dan memberinya uang untuk keperluan Gomer. Teman teman Hosea, memberi tahu bahwa apa yang dia lakukan adalah kebodohan. Setiap orang akan berkata bahwa Hosea adalah hamba Tuhan yang bodoh dan tidak bijak. Tetapi dengan bercucuran air mata, nabi itu tetap mau menyediakan bagi orang yang sangat dikasihinya.

Pada hari itu dia mendengar bahwa lelaki itu hendak menjual Gomer sebagai budak di tempat pelelangan. Ketika berdoa, Tuhan bertanya apakah dia masih mengasihi Gomer. Dengan bercucuran air mata Hosea berkata ”Ya Tuhan, aku mengasihi dia walaupun dia begitu menyakitkanku”. “Aku ingin mengambil lagi dia sebagai istriku, di dalam kebenaran. Aku akan menjadikan dia sebagai istri yang setia untuk selama-lamanya. Aku ingin Gomer berbahagia di dalam kasih sayangku”. Tuhan berkata: “Pergilah lagi, cintailah perempuan yang suka bersundal dan berzinah,..." Kemudian dia pergi membawa seluruh uang dan harta yang bisa dia bawa ke tempat pelelangan.

Wanita itu kelihatan begitu lusuh, telanjang, tampak jauh lebih tua dari umur sebenarnya. Wajah dan tubuhnya kotor, tidak ada sinar di matanya. Keindahan dan kecantikan yang Hosea lihat ketika pertama kali bertemu, sudah sirna semua. Penjualan dengan cara lelang dimulai. Dimulai dari 3 syikal perak, dan naik, naik sampai terakhir ada seorang yang mau membelinya dengan harga 7 shikal perak. Hosea gemetaran melihat apa yang terjadi. Di kantongnya dia memiliki 15 syikal perak dan satu setengah ukuran jelai. Dia mau wanita itu kembali. Dia mau menebus dengan segala yang dimilikinya. Dengan tangan gemetar dia berseru dengan keras, “Lima belas syikal perak, dan satu setengah homer jelai!” Keadaan menjadi sepi, semua orang melihat Hosea, yang memang mereka kenal sebagai hamba Tuhan yang setia. Jumlah itu jauh melebihi harga pasaran seorang budak wanita muda. Apalagi untuk seorang wanita yang tampak lusuh dan lemah itu.

Singkat cerita, Gomer kembali menjadi seorang istri dari hamba Tuhan itu. Menjadi istri yang setia, seorang penolong, dan ibu rumah tangga yang baik sekali. Dia tidak pernah mengulangi perbuatannya, dan bahkan tidak ada hasrat sedikit pun untuk bersama laki laki lain. Gomer telah berubah. Dia berubah bukan karena kemarahan Hosea, tetapi karena kasih yang begitu besar, tidak memandang akan apa yang sudah dilakukannya. Pengampunan yang luar biasa, yang diakhiri dengan penebusan pada pelelangan itu. Kebaikan Hosea, telah mengubah hati Gomer. Kasih seorang suami yang membuat dia bertobat dan berubah hatinya. Kemurahan Hosea telah menuntun pada perobatan Gomer.
"Tidakkah engkau tahu, bahwa maksud kemurahan Allah ialah menuntun engkau kepada pertobatan?" - Roma 2:4.

Amazing (Live) Story

Kesan pertama saya ketika mengetahui kisah ini adalah: WOW!! dan semakin "wow" ketika saya semakin mengerti maknanya. Kisah cinta Hosea-Gomer ini adalah kisah cinta yang sangat luar biasa. Dalam benak saya, "wow" itu atas dasar hal-hal berikut:
  1. Hosea adalah seorang nabi yang rela menaruh "kehormatannya" untuk mengambil Gomer sebagai istrinya. Mungkin secara etis, ia akan berusaha menjauhi manusia sejenis pelacur tersebut mengingat Hosea adalah nabi dan wajib menjaga "kekudusan". Dalam hal ini ia bertindak tepat: Hosea mengawini (memperistri) Gomer, bukan sekedar "menidurinya".
  2. Hosea pasti menghadapi cemoohan dan hal-hal yang tidak menyenangkan dari orang-orang di sekitarnya.
  3. Hosea menerima hasil pelacuran Gomer (baca:anak-anak) seperti anaknya sendiri.
  4. Meskipun dalam kondisi yang paling rendah (ketika mengetahui perilaku istrinya), Hosea menganggap istrinya lebih berharga dari semua yang ia miliki karena ia begitu mencintai Gomer.
Dan ternyata, kisah cinta tersebut sebuah kisah paralel antara Hosea-Gomer dan Tuhan-umatNya. Ini bukanlah kebetulan. Memang Allah-lah yang merancangnya. Allah memerintahkan Hosea untuk mengambil Gomer menjadi istrinya. Hal ini bertujuan untuk memberikan gambaran secara nyata mengenai kasih yang sangat besar, kasih Allah kepada umatNya. Ironinya, kasih tersebut ditanggapi dengan hambar oleh bangsa Israel. Mereka berbalik kepada berhala, sebuah pelacuran rohani. Bukan hanya sekali, tapi berulang kali.
 
Saudara-saudara, percayalah: mengalami kehidupan cinta seperti Hosea adalah tidak mudah!
 
Banyak hal yang saya pelajari dari kisah tersebut. Tulisan ini hanya kulit saja. Saya hanya bermaksud mengungkapkannya kepada pembaca sekalian dengan sedikit "bumbu" saja. Teladan manusiawinya kita bisa ambil dari dua sisi:
  1. Gomer: Inilah gambaran kita di hadapan Tuhan. Dan inilah hal yang PALING MENYEDIHKAN buat Tuhan; ketika tabiat dosa kita membawa kita ke dalam ketidakkudusan. Solusi paling tepat adalah bertobat. Apapun dosa kita, Ia setia dan adil.
  2. Hosea: Inilah gambaran cinta.
Amin.

No comments:

Post a Comment